Wednesday 7 October 2015

Nobel dan Revitalisasi PT


(Photo: JONATHAN NACKSTRAND, AFP/Getty Images)


Tiga ilmuwan sepuh meraih hadiah Nobel bidang kedokteran tahun ini. Demikian pengumuman dari Stockholm, Swedia. Ketiga ilmuwan itu sudah terbilang uzur, yakni William Campbell (85 tahun), Satoshi Omura (80), dan Youyou Tu (85). Kita mengetahui, para penerima Nobel umumnya adalah "lansia". Youyou Tu dari China misalnya, mengamati malaria sejak 1950-an. Dari fenomena ini nampak bahwa keseriusan, ketekunan, loyalitas, totalitas, dan orientasi kepuasan batin menjadi kata kunci.

Sekarang bandingkan dengan dunia penelitian kita. Harry Jusron, Kepala Bidang Evaluasi Riset Iptek Masyarakat Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menjelaskan peran ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) tidak begitu tampak dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Fakta ini menunjukkan peran teknologi tinggi untuk menghasilkan devisa jauh tertinggal dari negara tetangga.

Sebagian besar teknologi hasil riset dalam negeri belum banyak dimanfaatkan oleh perusahaan asing di Indonesia. Hal yang sama juga terjadi di sebagian besar perusahaan dalam negeri. Sebagian besar perusahaan mengambil teknologi yang berasal dari luar negeri, terutama dari Jepang, China, dan Jerman.

Wajar jika Knowledge Economy Index kita berada di urutan 108. Swedia urutan pertama, Singapura 23, Malaysia 48, Thailand 66, Filipina 92, dan Vietnam 104. Data perdagangan manufaktur, yakni selisih antara ekspor terhadap impor , Indonesia hanya enam persen, sementara Filipina 29 %, Singapura 11 %, Thailand 8 %, dan Vietnam 22 %. (gemmalush.blogspot)

No comments:

Post a Comment