Cegukan (singultus) adalah kontraksi otot-otot
interkosta dan diafragma yang berulang, tidak teratur, di luar kemauan.
Kontraksi otot menghasilkan tarikan napas spontan dan tiba-tiba,
berakhir dengan penutupan glotis (pangkal tenggorok), menimbulkan
bunyi khas cegukan, yang terkait erat dengan perlambatan denyut
jantung. Ini berlangsung relatif konstan, umumnya sekitar 4 hingga 60
kali per menit.
Berdasarkan durasi atau lamanya, cegukan dibagi menjadi tiga. Berlangsung hingga 48 jam diistilahkan sebagai "hiccup bout", jika terjadi lebih lama dari 48 jam hingga satu bulan, dinamakan cegukan persisten. Jika dialami seseorang lebih dari satu bulan disebut dengan cegukan membandel (intractable).
Cegukan
dapat dialami oleh siapapun, usia berapapun, namun demikian lebih
sering oleh pria dewasa. Biasanya sering terjadi bersamaan dengan
gangguan atau penyakit tertentu, seperti gagal ginjal kronis, penyakit
pembuluh darah (vaskuler), keadaan setelah operasi, penyakit sistem
saraf pusat, ulkus duodenum (luka di usus dua belas jari), dan refluks
esofagitis (radang kerongkongan akibat membaliknya asam lambung).
Cegukan
yang menetap dan membandel juga dialami oleh 1-9 % penderita kangker.
Peristiwa ini dapat memicu terjadinya dehidrasi, insomnia, kelelahan,
malnutrisi, penurunan berat badan, penurunan kualitas hidup, stres
mental, dsb. Bila tidak diobati oleh dokter, maka cegukan membandel
dapat berlanjut ke gangguan tidur, penurunan kemampuan kognitif,
kelelahan yang amat, cemas, dan depresi. (gemmalush.blogspot)
No comments:
Post a Comment