Tiga ilmuwan
sepuh meraih hadiah Nobel bidang kedokteran tahun ini. Demikian
pengumuman dari Stockholm, Swedia. Ketiga ilmuwan itu sudah terbilang
uzur, yakni William Campbell (85 tahun), Satoshi Omura (80), dan Youyou Tu
(85). Kita mengetahui, para penerima Nobel umumnya adalah "lansia".
Youyou Tu dari China misalnya, mengamati malaria sejak 1950-an. Dari
fenomena ini nampak bahwa keseriusan, ketekunan, loyalitas, totalitas,
dan orientasi kepuasan batin menjadi kata kunci.
Sekarang
bandingkan dengan dunia penelitian kita. Harry Jusron, Kepala Bidang
Evaluasi Riset Iptek Masyarakat Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi menjelaskan peran ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek) tidak begitu tampak dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Fakta
ini menunjukkan peran teknologi tinggi untuk menghasilkan devisa jauh
tertinggal dari negara tetangga.
Sebagian
besar teknologi hasil riset dalam negeri belum banyak dimanfaatkan oleh
perusahaan asing di Indonesia. Hal yang sama juga terjadi di sebagian
besar perusahaan dalam negeri. Sebagian besar perusahaan mengambil
teknologi yang berasal dari luar negeri, terutama dari Jepang, China,
dan Jerman.
Wajar
jika Knowledge Economy Index kita berada di urutan 108. Swedia urutan
pertama, Singapura 23, Malaysia 48, Thailand 66, Filipina 92, dan
Vietnam 104. Data perdagangan manufaktur, yakni selisih antara ekspor
terhadap impor , Indonesia hanya enam persen, sementara Filipina 29 %,
Singapura 11 %, Thailand 8 %, dan Vietnam 22 %. (gemmalush.blogspot)
No comments:
Post a Comment